Minggu, 01 November 2009

TUGAS KOMUNIKASI MASSA


PENUGASAN STUDI KEPUSTAKAAN KOMUNIKASI MASSA






1. Jelaskan secara detil apa saja yang Anda ketahui tentang suratkabar MEDIA INDONESIA dan SINDO, baik menyangkut organisasi perusahaan dan keredaksiaan, maupun isi serta gaya bahasa dari kedua suratkabar tersebut !



Jawab :



Media Indonesia



Media Indonesia pertama kali diterbitkan pada tanggal 19 Januari 1970. Sebagai surat kabar umum pada masa itu, Media Indonesia baru bisa terbit 4 halaman dengan tiras yang amat terbatas. Berkantor di Jl. MT. Haryono, Jakarta, disitulah sejarah panjang Media Indonesia berawal. Lembaga yang menerbitkan Media Indonesia adalah Yayasan Warta Indonesia.



Tahun 1976, surat kabar ini kemudian berkembang menjadi 8 halaman. Sementara itu perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan terjadi. Salah satunya adalah perubahan SIT (Surat Izin Terbit) menjadi SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Karena perubahan ini penerbitan dihadapkan pada realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya tapi juga harus tumbuh sebagai badan usaha.



Dengan kesadaran untuk terus maju, pada tahun 1988 Teuku Yousli Syah selaku pendiri Media Indonesia bergandeng tangan dengan Surya Paloh, mantan pimpinan surat kabar Prioritas. Dengan kerjasama ini, dua kekuatan bersatu : kekuatan pengalaman bergandeng dengan kekuatan modal dan semangat. Maka pada tahun tersebut lahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru dibawah PT. Citra Media Nusa Purnama.

Surya Paloh sebagai Direktur Utama sedangkan Teuku Yousli Syah sebagai Pemimpin Umum, dan Pemimpin Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur. Sementara itu, markas usaha dan redaksi dipindahkan ke Jl. Gondandia Lama No. 46 Jakarta.



Awal tahun 1995, bertepatan dengan usianya ke 25 Media Indonesia menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jl. Pilar Mas Raya Kav.A-D, Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Di gedung baru ini semua kegiatan di bawah satu atap, Redaksi, Usaha, Percetakan, Pusat Dokumentasi Perpustakaan, Iklan, Sirkulasi dan Distribusi sertafasilitaspenunjangkaryawan.



Sejarah panjang serta motto “Pembawa Suara Rakyat“ yang dimiliki oleh Media Indonesia bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi spirit pegangan sampai kapan pun.



Sejak Media Indonesia ditangani oleh tim manajemen baru di bawah payung PT Citra Media Nusa Purnama, banyak pertanyaan tentang apa yang menjadi visi harian ini dalam industri pers nasional. Terjun pertama kali dalam industri pers tahun 1986 dengan menerbitkan harian Prioritas. Namun Prioritas memang kurang bernasib baik, karena belum cukup lama menjadi koran alternatif bangsa, SIUPP-nya dibatalkan Departemen Penerangan. Antara Prioritas dengan Media Indonesia memang ada “benang merah”, yaitu dalam karakter kebangsaannya.



Surya Paloh sebagai penerbit Harian Umum Media Indonesia, tetap gigih berjuang mempertahankan kebebasan pers. Wujud kegigihan ini ditunjukkan dengan mengajukan kasus penutupan Harian Prioritas ke pengadilan, bahkan menuntut Menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No.01/84 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air.



Tahun 1997, Djafar H. Assegaff yang baru menyelesaikan tugasnya sebagai Duta Besar di Vietnam dan sebagai wartawan yang pernah memimpin beberapa harian dan majalah, serta menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum LKBN Antara, oleh Surya Paloh dipercayai untuk memimpin harian Media Indonesia sebagai Pemimpin Redaksi. Saat ini Djafar H. Assegaff dipercaya sebagai Corporate Advisor. Para pimpinan Media Indonesia saat ini adalah : Direktur Utama dijabat oleh Rahni Lowhur Schad, Direktur Pemberitaan dijabat oleh Saur Hutabarat dan dibidang usaha dipimpin oleh Alexander Stefanus selaku Direktur Pengembangan Bisnis.



Waktu berganti, warna berubah, tetapi visi untuk membangun sebuah harian independen serta menatap hari esok yang lebih baik, tetap tidak berubah.



Organisasi dan Keredaksian Perusahaan.



Susunan organisasi dan keredaksiannya sebagai berikut:

1) Pendiri : Drs.H. Teuku Yousli Syah Msi ( Alm)

2) Direktur Utama : Rahmi Lowhur- Schad

3) Direktur Pemberitaan : Saur M. Hutabarat.

4) Dewan Redaksi Media Group : Elman Saragih (Ketua)

5) Redaktur Senior : Elman Saragih ,Laurens Tato

6) Kepala Devisi Pemberitaan : Usman Kasong

7) Deputi Kepala Devisi Pemberitaan : Kladen Suban

8) Kepala Devisi Artistik & Foto : Sinartus Sosrodjojo

9) Asisten Kepala Devisi Pemberitaan : Abdul Kohar

10) Asisten Kepala Devisi Foto : Hariyanto

11) Redaktur : Agus Wahyu Kristianto

12) Staff Redaksi : Adam Dwi Putra

14) Biro Redaksi : Perwakilan Bandung, Depok, Bogor

Cianjur, Denpasar, NTB, Palembang

Padang , Pekan Baru, Semarang,

Solo, Surabaya, Jogyakarta

13) Penerbit : PT Citra Media Nusa Purnama



Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa formal dan bahasa verbal yang normatif, bahasa politik dan bahasa hukum. Sasaran massanya kebanyakan untuk kaum intelektual, akademisi, negarawan dan politikus.









Koran Seputar Indonesia (Koran SINDO)



Berdiri pada tanggal 7 Juli 1990 berdasarkan Kepres RI No. 22 tahun 1990 dengan nama PT Sindo Citra Media, dengan misi memaksimalkan kesempatan dalam tindakan bertemu dengan teknologi, media, komunikasi, hingga pembangunan global. Sekitar tanggal 29 Januari 1999, berganti nama menjadi PT.Surya Citra Media Tbk dan berpisah manajemen dari RCTI. Saat ini SCM berkantor di Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot. 19, Jakarta dengan 190 orang karyawan.



Koran Seputar Indonesia (Koran SINDO) terbit perdana, pada 30 Juni 2005, dilahirkan oleh PT Media Nusantara Informasi (MNI), anak perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC). Tokoh penting dibalik berdirinya Koran SINDO adalah Hary Tanoesoedibjo.



Koran SINDO terbit selama 7 hari selama 1 minggu, dengan format ukuran panjang 7 kolom dan tinggi 54 cm. Edisi Reguler terbit 40 halaman dengan 3 bagian sedangkan Minggu terbit 40 halaman edisi akhir minggu.



Target pembaca adalah masyarakat kelas menengah ke atas, pendidikan Sarjana, segmentasi usia dari 18 tahun sampai dengan 40 tahun. Dengan diferensiasi pembaca laki-laki sebanyak 60% dan pembaca wanita sebanyak 40%. Target distribusi Koran Seputar Indonesia adalah kota-kota besar di seluruh Indonesia dengan jumlah oplah sebesar 336.000 pembaca. Slogan Koran SINDO adalah “Satu Koran Segala Berita”.

Organisasi dan Keredaksian Perusahaan.

Susunan oraganisasi dan keredaksiannya sebagai berikut:

1) Pemimpin Umum : Harry Tannoesudibyo

2) Wakil Pemimpin Umum : Syarifi Nasution

3) Wakil Pemimpin Perusahaan : David Fernando Audy

4) Pemimpin Redaksi : Sururi Alfaruq

5) Redaktur Pelaksana : Nevy AN Hertary

6) Wakil Redaktur Pelaksana : Alex Aji Saputra

7) Redaktur : Achmad Faisal

7) Asisten Redaktur : Abdul Haris

8) Reporter : Adam Prawiro

9) Manager Litbang : Wiendy Hapsari

10) Koordinator Editor Bahasa : Jaelani Ali Muhammad

11) Koordinator Fotografer : Aziz Indra

12) Penerbit : PT Media Nusantara Informasi



Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa formal dan sedikit bahasa sehari-hari masyarakat pada umumnya, terkadang digunakan bahasa yang sedang tern/bahasa gaul. Sasaran massanya untuk semua kalangan masyarakat Indonesia.





2. Pada salah satu edisinya, MEDIA INDONESIA memuat laporan mendalam tentang kunjungan/safari politik Surya Paloh ke berbagai daerah di Indonesia dalam rangka menggalang kekuatan untuk meraih posisi Ketua Umum Golkar pada munas Golkar. Semetara pada hari yang sama SINDO memuat tentang bantahan sari Manjer Humas TPI tentang rumor yang mengatakan bahwa stasiun swasta yang beralokasi di di kawasan TMII itu berada di ambang kebangkrutan dan mismanajemen. Jelaskan mengapa kedua media ini memuat penonjolan berita tertentu dan menyembunyikan berita yang lain dengan prespektif teori AGENDA SETTING !



Jawab :



Teori Agenda Setting adalah kemampuan media massa untuk menyampaikan kepentingan dari berita-berita yang ada di dalam agenda mereka terhadap agenda yang ada di dalam masyarakat. Tingkatan dari Agenda Setting adalah sebagai berikut :



a. Agenda setting tingkat pertama. Pada tingkat ini media menggunakan obyek atau permasalahan untuk mempengaruhi masyarakat, dan media mengungkapkan saran kepada masyarakat apa yang harus mereka pikirkan.



b. Agenda setting tingkat kedua. Pada tingkat ini media memfokuskan diri terhadap karakteristik dari suatu obyek atau masalah tertentu serta menyarankan kepada masyarakat bagaimana mereka harus berpikir terhadap masalah tersebut.



Ada dua tipe atribute yang digunakan, kognitif (substansi atau topik) dan afektif (evaluatif atau positif, negatif, netral). Fungsi agenda setting memilliki beberapa komponen yang saling berhubungan yaitu:



a. Agenda Media : isu-isu didiskusikan di dalam media.



b. Agenda Publik : isu-isu didiskusikan dan secara personal berhubungan degan anggota-anggota dari suatu komunitas atau masyarakat.



c. Agenda Kebijakan : isu-isu yang dianggap penting oleh para pembuat kebijakan atau pemerintah.



d. Agenda Perusahaan : isu-isu yang dianggap penting bagi perusahaan dan pelaku bisnis.





MEDIA INDONESIA



Bisa kita lihat di dalam pemberitaan di surat kabar Media Indonesia dalam hampir sepekan memberitakan kegiatan kampanye Surya Paloh dalam menggalang kekuatan untuk mendukung dirinya dalam memenangkan pemilihan Ketua Umum Golkar dalam Munas Partai Golkar di Pekanbaru. Bisa kita lihat bahwa melalui “Media Indonesia” yang merupakan milik Surya Paloh, surat kabar nasional tersebut dijadikan sebagai alat kampanye atau pengiklanan diri Surya Paloh dengan membuat opini publik yang cenderung mendukung Surya Paloh dalam menggalang suara untuk mencapai kursi Ketua Umum Golkar.



Bisa kita lihat dari cuplikan berita dan komentar para pendukung Golkar “Surya Paloh” dari berbagai daerah yang memuji dan menyatakan dukungannya kepada Surya Paloh, tetapi tidak satupun dari warga Golkar yang diberitakan mendukung saingannya Surya Paloh. Hal ini jelas-jelas dikondisikan untuk mengunggulkan Surya Paloh dan menenggelamkan saingannya, Aburizal Bakhrie.



DPD Partai Golkar Kalimantan Barat menargetkan sebanyak lima ribu simpatisan akan memadati Gedung Olah Raga Pangsuma Pontianak, Sabtu (26/9), untuk mendengarkan orasi dari Surya Paloh. Ketua DPD Partai Golkar Kalbar Zulfadhli di Pontianak, Jumat, mengatakan, para simpatisan itu akan didatangkan dari Kota dan kabupaten Pontianak, serta Kabupaten Kubu Raya. Surya Paloh datang untuk menyampaikan visi dan misi seputar kesiapan dirinya sebagai salah satu figur yang akan maju dalam pertarungan memperebutkan kursi Ketua Umum DPP Partai Golkar 2009 - 2014. Pemilihan itu akan berlangsung di Riau, pada awal Oktober mendatang. Surya Paloh menjadi figur kedua yang mengunjungi Kalbar terkait pencalonan tersebut. Yuddy Chrisnandi menjadi figur pertama yang mengunjungi pengurus Partai Golkar di Kalbar di Pontianak, Kamis (24/9) untuk menyampaikan visi misi terkait pencalonan sebagai Ketua Umum. Penyampaian visi dan misi Yuddy terbatas di kalangan pengurus DPD Partai Golkar tingkat provinsi dan kabupaten/kota se-Kalbar di rumah dinas Zulfadhli yang juga Ketua DPRD Kalbar.



Dukungan kepada Surya Paloh terus menguat dan pada Minggu DPD Partai Golkar Tasikmalaya (Jawa Barat) menyatakan dukungan kepada Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar itu sebagai ketua umum Partai Golkar dan berharap Surya menang dalam munas di Riau 4-7 Oktober. "Kalau saya amati Pak Surya Paloh lebih cocok, menjadi Ketua Umum Golkar," kata Penasihat Partai Golkar DPD Tasikmalaya, Adang Rosman.

Menurut dia, Surya Paloh memiliki visi-misi yang berkomitmen untuk mengembalikan kejayaan Golkar. Diharapkan ketua umum Golkar yang baru mampu mengembalikan suara dukungan rakyat dan mempersatukan permasalahan internal sehingga Partai Golkar kembali jaya dan mampu memenangkan Pemilu 2014.



Juru bicara tim sukses Surya Paloh, Laurens Tato, mengatakan, telah mengantongi 70% suara dari seluruh peserta Munas dalam pemilihan Ketua Umum Golkar periode 2009-2014. Sebelum diberangkatkan ke Riau, pengurus Golkar yang memiliki hak suara dikarantina di Westin Hotel Nusa Bali sejak Sabtu (3/10). Selama karantina tersebut, para kader Golkar yang akan memilih Surya Paloh diberi pembekalan oleh beberapa pakar dan pengamat politik tentang pentingnya memilih figur ketua umum Golkar periode 2009-2014.



Tim sukses kandidat ketua umum DPP Partai Golkar Surya Paloh mengumumkan, dari rangkaian safari politik dalam rangka memperkuat dukungan bagi pencalonannya, maka Surya Paloh telah didukung sekitar 90% DPD tingkat I dan II Golkar se-Indonesia.



Informasi yang dihimpun dari Tim Sukses Surya Paloh di Palembang, Senin (28/9), menyebutkan, persentase dukungan sebesar itu diperoleh secara nyata di lapangan, setelah Surya Paloh dan rombongan melakukan rangkaian kunjungan ke berbagai daerah yang sejak Kamis (24/9) dan berakhir pada Senin ini.



Kalau kita tenggok lagi motto “Pembawa Suara Rakyat“ yang dimiliki oleh Media Indonesia yang diklaim bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi spirit pegangan sampai kapan pun, sangat bertolak belakang dalam perkembangan akhir-akhir ini. Media Indonesia digunakanan alat propaganda oleh pihak tertentu demi kepentingannya.



SINDO



Sama halnya yang terjadi pada Koran Seputar Indonesia (Koran SINDO) yang dilahirkan oleh PT Media Nusantara Informasi (MNI), anak perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC). Dijadikan alat ataupun media untuk klarifikasi ataupun pembelaan terhadap grup atau anak perusahaan dari PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) yang lainnya, salah satunya adalah sebagai sarana pembelaan ataupun klarifikasi terhadap stasiun swasta yang berlokasi di kawasab TMMI yaitu TPI, yang dikabarkan dalam kondisi bangkrut karena ada mismanagemen. Hal ini didapat dari berita AJI (Aliansi Jurnalis Independen) mencatat, pailit TPI bermula dari gugatan Crown Capital Global Limited yang mengklaim telah memegang obligasi TPI senilai US$53 juta. Obligasi itu diterbitkan pada 24 Desember 1996 dan jatuh tempo pada 24 Desember 2006. Tetapi hingga tanggal jatuh tempo, TPI tak kunjung melunasi utang itu sehingga Crown pun mengajukan gugatan pailit. Meski dalam pada neraca keuangan TPI pada 2007 dan 2008 utang obligasi itu tak tercantum lagi, namun majelis hakim berpendapat sepanjang persidangan tidak ada pihak yang membuktikan pelunasan tagihan pada 2007 dan 2008.

Oleh karena itu, majelis hakim menilai permohonan pailit Crown Capital memenuhi syarat pembuktian sederhana sebagaimana ditentukan Pasal 8 ayat (4) UU Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Kini, TPI yang memiliki market share 10% dari 40 juta pemirsa di Tanah Air dengan 75% sahamnya dimiliki PT MNC melalui PT Berkah Karya Bersama. MNC adalah anak usaha PT Global Mediacom Tbk yang dulu bernama PT Bimantara Citra dan dikendalikan Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo (Hary Tanoe). Sebelumnya, pemilik TPI adalah Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut) dan manajemen TPI saat ini menduga obligasi hanya akal-akalan dari Tutut untuk menutupi dugaan penggelapan uang TPI. Terlepas dari pertarungan para kapitalis media tersebut, AJI Indonesia memandang pemenuhan hak-hak pekerja media harus tetap diutamakan. Oleh karena itu, AJI mendukung jalan yang ditempuh Serikat Pekerja TPI untuk mengonsolidasikan diri dalam mengantisipasi pelanggaran hak-hak pekerja jika TPI benar-benar pailit.



Sehingga berita kepailitan yang dialami oleh TPI menjadi bahan berita oleh media massa yang lain. Untuk itu, langkah yang ditempuh oleh managemen dari PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) melalui Surat kabar Seputar Indonesia yang masih anak perusahaannya, mengklarifikasi tentang berita kepailitan TPI yang diharapkan opini publik tidak terpengaruh dengan efek negatif yang bisa diakibatkan dari pemberitaan dari media massa lainnya.





3. Studi Kasus. Pada acara sertijab Kasau (bintang 4), Dispenau mengundang wartawan untuk meliput kegiatan yang tentunya menurut kalangan TNI AU sangat penting. Namun ternyata jumlah wartawan yang hadir jauh lebih banyak pada acara sertijab Kapolda Jaya (bintang 2). Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelaskan dari sudut pandang pemahaman anda tentang kepentingan wartawan dalam meliput suatu kegiatan !



Jawab :



Surat kabar mengandung dua arti. Arti sempit dan arti luas, dalam arti sempit, surat kabar hanya menunjuk pada media cetak berkala. Dalam arti luas, disebut media massa surat kabar selain menunjuk pada media cetak berkala juga mencakup media elektronik auditif dan media elektronik audiovisual berkala.



a. Fungsi Utama Surat kabar. Terdapat lima fungsi utama surat kabar yang berlaku secara universal:



1. Informasi (to inform)

2. Edukasi (to educate)

3. Koreksi (to influence)

4. Rekreasi (to entertain)

5. Mediasi (to mediate)



b. Karakteristik Surat kabar. Karakteristik adalah ciri-ciri spesifik. Terdapat lima ciri spesifik surat kabar:



1. Periodesitas

2. Publisitas

3. Aktualitas

4. Universalitas

5. Objektivitas Tipologi Surat kabar



Surat kabar dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok sebagai berikut:



a. Surat kabar berkualitas (quality newspaper) yaitu Penerbitan surat kabar berkualitas memilih cara penyajian yang etis, moralis, intelektual. Sangat dihindari pola dan penyajian pemberitaan yang bersifat emosional frontal. Surat kabar jenis ini sangat meyakini pendapat: kualitas dan kredibilitas media hanya bisa diraih melalui pendekatan profesionalisme secara total. Ditujukan untuk masyarakat kelas menengah atas.



b. Surat kabar populer (popular newspaper) yaitu Surat kabar populer sangat menekankan nilai serta kepentingan komersial. Surat kabar ini lebih banyak

dimaksudkan untuk memberikan informasi dan rekreasi (hiburan). Sasaran pembaca surat kabar populer adalah kalangan menengah-bawah.



c. Surat kabar kuning (yellow newspaper) Disebut surat kabar kuning karena penyajian surat kabar jenis ini banyak mengeksploitasi warna. Bagi surat kabar kuning, kaidah baku jurnalistik tak diperlukan. Berita tak harus berpijak pada fakta, tetapi bisa saja didasari ilusi, imajinasi, dan fantasi. Surat kabar kuning menggunakan pendekatan jurnalistik SCC (Sex, Conflict, Crime). Surat kabar kuning lebih banyak ditujukan kepada masyarakat pembaca kelas bawah.



Adapun bentuk jurnalistik, produk jurnalistik adalah sebagai berikut:



a. Bentuk Jurnalistik . Bentuk Jurnalistik dibagi menjadi tiga bagian besar:



1) Jurnalistik media cetak (newspaper and magazine journalism)

2) Jurnalistik media elektronik auditif (radio broadcast journalism)

3) Jurnalistik audio visual (television journalism)



b. Produk Jurnalistik. Produk jurnalistik adalah surat kabar, tabloid, majalah, buletin, atau berkalanya seperti radio, televisi, dan media on-line internet. Surat kabar, tabloid, majalah, dan buletin dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu:



1) Berita (news), meliputi:



a) Berita langsung (straight news)

b) Berita menyeluruh (comprehensive news)

c) Berita mendalam (depth news)

d) Laporan mendalam (depth reporting)

e) Berita penyelidikan (investigative news)

f) Berita khas (feature news)

g) Berita gambar (photo news)



2) Opini (views). Meliputi: tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, esai, dan surat pembaca.



3) Iklan (advertising) . Dari ketiganya, hanya news dan views yang termasuk produk jurnalistik, sementara iklan bukan produk jurnalistik meskipun teknik yang digunakan merujuk pada teknik jurnalistik.



Pada dasarnya hampir semua media massa berorentasi pada keuntungan perusahaannya, bagaimana agar suratkabarnya laku dibeli sama masyarakat, sehingga informasi-informasi atau berita-berita yang dikemas harus sesuai dengan minat baca dan tren masyarakat saat ini. Dalam studi kasus terhadap jumlah kehadiran wartawan dalam acara serah terima jabatan antara Kasau (jendral bintang 4) dan Kapolda Jaya (jendral bintang 2) secara sudut pandang nilai ekonomisnya tentu saja lebih berdaya tarik untuk meliput acara serah terima Kapolda Jaya walaupun ditinjau dari segi militer ataupun kepangkatan masih senior Kasau. Hal ini tidak luput dari nilai komersil terhadap oplah suratkabar yang akan memberitakannya.



Kepentingan para wartawan dalam mencari berita ataupun informasi pada umumnya tergantung dari visi dan misi dari redaksional media suratkabarnya, titik beratnya ataupun spesialisasi dari surat kabar tersebut apa? siapa tokoh penting dibalik perusahaan surat kabar tersebut? apa latar belakang politiknya? serta bagaimana prinsip dari wartawan itu sendiri?



Semakin bernilai dan bermutu berita-berita yang dimuat oleh media masa koran akan meningkatkan rating dalam hal ini menarik perusahaan-perusahaan untuk menaruh iklan pada koran tersebut, terkadang, kalau perlu semakin tragis berita semakin menarik di expose. Penyampaian sebuah berita menyimpan subjektivitas dari si penulis itu sendiri. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah berita akan dinilai apa adanya, berita akan dipandang sebagai barang suci yang penuh dengan objektivitas. Tetapi bagi kalangan tertentu yang memahami gerak pers akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan, yaitu dalam setiap penulisan berita menyimpan ideologis/latar belakang. Seorang penulis pasti akan memasukkan ide-ide mereka dalam analisis terhadap data-data yang diperoleh di lapangan. Hal ini akan memberikan dampak positif / negatif terhadap pembaca itu sendiri. Pembaca akan lebih memahami mengapa seorang penulis (media masa) menulis berita seminimal mungkin untuk menghindari terjadinya respon yang reaksional. Pembaca tidak akan fanatik terhadap salah satu institusi pers dengan alasan ideology, artinya masyarakat akan lebih dewasa terhadap pers. Beberapa metode yang digunakan untuk menganalisa berita, yaitu analisis isi, analisis bingkai, analisis wacana, dan analisis semiotik. Semua analisis tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan target pelaku analisis.

Suara Pembaruan dan Republika mempunyai cakupan area berita yang luas, bukan hanya kalangan tertentu akan tetapi seluruh level masyarakat.



Pemberitaan mengenai pergantian pejabat di kalangan TNI AU dilihat dari sisi publisitas, universalitas dan objektivitas tidak sama dengan karakteristik pemberitaan yang lain. Pemberitaan tidak akan sama porsinya di setiap media, apalagi skala coverage kedua media di atas adalah lingkup nasional dan pada saat yang bersamaan ada pemberitaan lain yang lebih menarik dan informatif untuk diliput. Lain halnya apabila berita yang disajikan mengenai dunia kedirgantaraan, seperti demo udara, dimana melibatkan emosi dan imajinasi pembaca untuk ikut dalam agenda penulis. Konsep publikasi berita dan liputannya masih harus melalui beberapa tahap misalnya pihak redaksi yang masih harus mengedit ulang keseluruhan liputan sesuai dengan kepentingan media dan informasi apa yang dianggap layak atau penting untuk diinformasikan kepada masyarakat, dan apakah ada unsur lainnya yang terikat kepada pemberitaan tersebut. Disisi lain pemberitaan mengenai sertijab Kapolda Jaya jauh lebih dekat secara emosional dan sosial dibandingkan dengan pemberitaan sertijab Kasau. Dalam struktur sosial masyarakat, posisi Kapolda Jaya sifatnya lebih dekat kepada semua lapisan masyarakat, semua orang lebih mengenal tugas Kapolda Jaya yang memiliki pengaruh langsung terhadap masyarakat sehingga dapat memenuhi karakteristik universalitas. Lain halnya jika yang meliput adalah media internal tentu akan memberikan laporan pemberitaan secara lengkap dan mendalam karena kepentingan dan exposure ke dalam lingkungan TNI AU sangat tinggi. Selain tinjauan dari nilai berita tersebut bahwa belum terwujud kerjasama yang baik antara media koran dengan pihak TNI AU, media masa lebih mengutamakan nilai ekonomis dimana setiap pemberitaan harus memberikan keuntungan, dengan keterbatasan dana kita sulit untuk melaksanakan publikasi dan sosialisasi.



Hal di atas terjadi dikarenakan besaran nilai berita tentang acara sertijab Kasau dianggap kurang menarik minat pembaca. Sebagaimana kita ketahui bahwa semakin bernilai dan bermutu berita-berita yang dimuat oleh media masa koran akan meningkatkan rating dalam hal ini menarik perusahaan-perusahaan untuk menaruh iklan pada koran tersebut. Berikut mari kita lihat nilai berita sertijab Kasau kita bandingkan dengan berita sertijab Kapolda Metrojaya dengan melihat kriteria-kriteria sebagai berikut :



a) Kebermaknaan (significance). Kejadian yang berkemungkinan akan mempengaruhi kehidupan orang banyak atau kejadian yang punya akibat terhadap pembaca. Kegiatan sertijab Kasau tidak terlalu mempengaruhi kehidupan orang banyak atau kejadian yang berakibat pada pembaca karena dalam kedinasannya sama sekali tidak berhubungan langsung dengan masyarakat (kurang sosialisasi dan publikasi) berbeda dengan kepolisian yang sangat berpengaruh karena langsung berhubungan dengan masyarakat pada kehidupan sehari-hari. Secara profesi, kepolisian bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga dengan demikian kegiatan tersebut lebih bernilai dibandingkan dengan sertijab Kasau yang mungkin sebagian besar warga sangat awam dan tidak menutup kemungkinan sebagian masih apriori dengan TNI.



b) Besaran (magnitude). Kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak. Tidak terlibatnya TNI AU dalam kegiatan teritorial atau kewilayahan menyebabkan dampak dari kegiatan tugas-tugas TNI AU tidak dirasakan oleh masyarakat secara langsung dengan demikian dianggap tidak memberikan kontribusi terhadap masyarakat. Hal ini berbeda dengankepolisian, dimana kebijakan-kebijakan atau pun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pejabat tersebut memiliki besaran dan dampak secara langsung terhadap masyarakat, contohnya perbaikkan pelayanan kepolisian di Polda Metrojaya akan dirasakan langsung oleh masyarakat (langkah-langkah Kapolda baru lebih ditunggu), oleh sebab itu masyarakat lebih peduli terhadap sertijab Kapolda ketimbang sertijab Kasau.



c) Kebaruan (timeliness). Kejadian yang menyangkut peristiwa yang baru terjadi. Walaupun berita sertijab Kasau memuat kebaruan sama seperti peristiwa sertijab Kapoda, akan tetapi melihat nilai yang ada, kriteria ini menjadi tidak berarti lagi dua berita pada waktu yang bersamaan akan tetapi yang satu lebih bernilai dari yang lain otomatis yang bernilailah yang dikedepankan.



d) Kedekatan (Proximity). Kejadian yang ada di dekat pembaca, bisa kedekatan geografis atau emosional. Kapolda lebih memiliki kedekatan geografis melihat keduanya yang harus berada ditengah-tengah masyarakat dan secara profesi langsung bersentuhan dengan masyarakat dengan otomatis ada hubungan emosional terbentuk sedangkan Kasauyang kegiatannya secara profesional menyebabkan tidak adanya kedekatan geografis apalagi hubungan emosional dengan masyarakat.



e) Ketermukaan / sisi manusiawi (prominence / human interest). Kejadian yang memberikan sentuhan perasaan para pembaca. Kejadian orang biasa tetapi dalam peristiwa yang luar biasa, atau orang luar biasa (public figure) dalam peristiwa biasa. Melihat kriteria ini bahwa kegiatan sertijab Kasau bukan suatu kejadian yang luar biasa orangnya pun adalah orang biasa sehingga tidak memberikan sentuhan perasaan dengan demikian nilai dari berita ini sangat-sangat kurang sehingga mendapatkan porsi yang kecil dari ulasan pemberitaan oleh media yang lebih mengutamakan kualitas pemberitaan maupun yang lebih atraktif dengan tipologi pers kuningnya.



Selain tinjauan dari nilai berita tersebut, hal lain yang menyebabkan sertijab Kasau kurang diminati pers adalah karena belum terwujudnya kerjasama yang baik antara media koran dengan pihak TNI AU dalam hal ini Dispenau, serta kecendrungan media masa yang masih lebih mengutamakan nilai ekonomis dimana setiap pemberitaan harus memberikan keuntungan.





4. Menurut anda, topik atau issue apa di lingkungan TNI AU yang bisa “dijual” kepada media sehingga kegiatan TNI AU banyak diliput oleh media? Langkah-langkah apa yang harus dilakukan sehingga TNI AU makin populer di tengah-tengah masyarakat ?



Jawab :



Langkah-langkah untuk bisa “dijual” ke media massa adalah menunjukan tindakan yang nyata kepada masyarakat serta melakukan pendekatan ke instansi sipil. Peningkatan citra TNI AU sangat bergantung pada peran Dinas penerangan melakukan komunikasi langsung kepada publik melalui tindakan yang nyata dan melibatkan publik.



Menurut pendapat saya, peran TNI AU dalam OMSP (Operasi Militer Selain Perang) yang mempunyai peluang paling besar untuk bisa “dijual” ke media massa. Karena secara langsung bisa melibatkan pemerintah sipil dan bisa berinteraksi dengan masyarakat secara langsung, misalnya masalah Kedirgantaraan, olah raga Binpotdirga dan penanggulangan bencana alam. Bisa menjadi bahan berita untuk menampilkan postur dan peran TNI AU yang layak untuk dijual beritanya kepada masyarakat luas agar keberadaan TNI AU yang berkecimpung dengan teknologi tinggi dapat diketahui oleh masyarakat luas.



Misalnya untuk pemuatan berita di koran Media Indonesia ataupun Seputar Indonesia yang merupakan quality newspaper, hal yang dapat diangkat sebagai berita antara lain mengenai perkembangan teknologi alutsista TNI AU (misalnya radar dan pesawat tempur) dalam menjaga kedaulatan Indonesia ataupun mengenai kebijakan pimpinan TNI AU sehingga dengan keterbatasan anggaran yang ada, TNI AU tetap mampu menjaga keamanan wilayah udara Indonesia, termasuk foto-foto manuver pesawat tempur dan peralatan canggih terbaru yang dimiliki TNI AU. Hal lain yang dapat dijadikan bahan berita adalah peranan TNI AU dalam mendukung penyaluran bantuan bagi korban bencana alam, misalnya penanganan bencana tsunami di Aceh, peran TNI AU sangat menonjol sekali dan vital bagi pendistribusian bahan bantuan bagi para korban. Yang tidak kalah menarik misalnya adalah berita mengenai pelaksanaan latihan antar satuan TNI AU yang tetap dapat terlaksana dengan baik dan lancar, contohnya kegiatan Fire Power Demo 2007 kemarin yang dihadiri langsung oleh Presiden SBY serta memperoleh pujian dari beliau bahwa dengan segala keterbatasan yang ada, para prajurit TNI AU tetap mampu menampilkan kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki dalam melaksanakan suatu simulasi operasi militer.



Selain mengirimkan berita atau artikel mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan TNI Angkatan Udara ke mass media, langkah lain yang dapat diambil dalam rangka menjaga hubungan baik dengan mass media khususnya wartawan adalah mengajak mereka mengunjungi fasilitas dan instalasi TNI AU secara langsung sehingga mereka mengetahui dengan lebih baik mengenai kondisi TNI AU saat ini serta mampu dijadikan bahan berita bagi mereka terutama untuk membentuk perspektif dan pemahaman bagi pembacanya untuk ikut serta membangun dan mengembangkan kekuatan TNI AU. Tentunya kehadiran langsung wartawan ke obyek-obyek vital TNI AU harus dikoordinasikan dengan personel pengamanan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Sehingga dengan kesamaan pemahaman dan adanya batasan serta kriteria yang jelas tentang hal-hal yang boleh atau tidak boleh diliput tentu akan lebih memudahkan kegiatan peliputan oleh wartawan media.



Kegiatan di lingkungan TNI AU yang bisa dijual kepada media sehingga kegiatan TNI AU banyak diliput oleh media adalah kegiatan yang ada hubungannya dengan bakti sosial ke masyarakat dan berita-berita mengenai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah adanya bakti sosial pengobatan gratis pada saat Hari Bakti TNI AU, adanya pengadaan alutsista baru (pesawat tempur), adanya pengembangan persenjataan baru, pameran kedirgantaraan, joy flight (open house) dan lain-lain. Hal ini tidak lepas dari kekhasan TNI AU dalam hal penguasaan teknologi.



Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh TNI AU agar semakin populer di tengah masyarakat adalah:



1. Personel TNI AU harus lebih dekat bergaul/berhubungan dengan kehidupan masyarakat umum sehari-hari dengan meninggalkan kesan “Wah”.



2. TNI AU harus memperbanyak kegiatan yang berhubungan dengan masyrakat dan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan.



3. Memperbanyak kerjasama dengan instansi / golongan intelektual dalam hal penguasaan teknologi dan informasi yang menjadi ciri khas dari TNI AU yang alitsista berbobot materiil dan padat teknologi.



4. Mengoptimalkan peran dan fungsi penerangan TNI AU dalam mempublikasikan tentang kedirgantaraan.



5. Memasyarakatkan olah raga kedirgantaraan.



6. Melaksanakan demo olahraga dirgantara bekerjasama dengan FASI.



7. Membuka forum komunikasi dan ceramah kedirgantaraan dengan masyarakat luas.



Dengan pelaksanaan hal-hal tersebut diatas, diharapkan akan menumbuhkan minat kedirgantaraan danmeningkatkan kemanunggalan TNI AU dengan masyarakat .



Sebaliknya, media massa harus mampu bertindak adil untuk semua orang, tanpa membedakan latar belakangnya. Hal ini perlu dilakukan karena media massa memiliki dampak dan efek yang dapat mempengaruhi banyak aspek. Efek komunikasi massa yang dapat ditimbulkannya adalah sebagai berikut :



a) Efek Kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi kahalayak.



b) Efek Afektif, timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak.



c) Efek Behavioral, merujuk pada prilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan.



Oleh karena itu sekarang ini media massa baik media cetak maupun elektronik adalah sebagai sarana dalam perang informasi yang memiliki tujuan untuk mengalahkan citra lawan serta membentuk opini publik masyarakat baik di tingkat Nasional maupun di tingkat Internasional dalam mencapai tujuannya. Disinilah pentingnya agar TNI AU dapat memanfaatkan media massa secara maksimal dalam mendukung keberhasilan tugas demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kamis, 01 Oktober 2009

My Favorite Class "SEKKAU 86"



Tugas Bikin Blog

KENAL DIRI

PENDAHULUAN

1. Nama lengkap saya Moch. Zainul Arif, lahir di Sidoarjo pada tanggal 28 Maret 1978 yang beralamat di Jln. Diponegoro 92D Sidoarjo, Jawa Timur dari Bapak Moch. Shochib asal Sidoarjo yang sekarang bekerja sebagai PNS Pemda Sidoarjo dan Ibu Wiji Astutik asal Pacitan sebagai ibu rumah tangga. Saya anak pertama dari dua bersaudara, adik saya laki-laki, sudah berkelurga, saat ini sedang bekerja sebagai karyawan salah satu pabrik farmasi di Sidoarjo.

2. Pada usia kanak-kanak banyak waktu dihabiskan sebagaimana anak seusia saya menikmati kehidupan dimasa kecilnya dengan bermain dan bergaul untuk menambah teman, untuk memberikan sikap moral yang baik bagi kehidupan anak-anaknya di masa depan tidak lupa juga kedua orang tua saya menanamkan kedisplinan dan bekal agama sesuai dengan agama yang kami anut yakni Islam, apalagi kultur budaya masyarakat sekitar lingkungan sangat memegang ajaran Islam dan menjadi basis dari dua partai Islam besar saat ini. Kondisi ekonomi kelurga kami termasuk golongan ekonomi lemah pada waktu itu, hal ini membuat saya menjadi anak yang minder dan sekaligus menjadikan motivasi buat saya untuk sekolah sungguh-sungguh dan cepat lulus sekolah untuk bisa mencari pekerjaan yang layak.

MASA SEKOLAH

3. Sebelum memasuki sekolah dasar terlebih dahulu saya sekolah taman kanak-kanak mulai nol kecil sampai nol besar pada tahun 1982 dan lulus tahun 1984 di kampung saya, setelah selesai dari TK saya melanjutkan ke sekolah dasar negeri SDN Sidokare 1 hingga kelas enam dan lulus pada tahun 1990. Salah satu moment atau prestasi yang berkesan bagi saya sewaktu di SD adalah pada saat menjadi juara cerdas cermat tingkat Kabupaten Sidoarjo. Setelah dari SD saya melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama di SMPN 2 Sidoarjo lulus pada tahun 1993, selanjutnya masuk sekolah menengah pertama SMAN 1 Sidoarjo yang merupakan SMA terfavorit sekabupaten Sidoarjo dan konon kabarnya nomor lima di Jawa Timur. Sejak di SD hingga SMA, saya selalu mendapat keringanan pembayaran SPP karena memang kondisi keluarga saya yang terbatas. Saya lulus dari SMA pada tahun 1996. Sebelum melaksanakan Ebtanas dan ujian akhir SMA, saya bersama teman-teman yang berminat mendaftar mengikuti test menjadi taruna Akabri, alhamdulillah setelah pengumuman kelulusan SMA dan kami dinyatakan lolos seleksi tahap Panda Surabaya, saya berdua belas dengan teman satu SMA mendapat kesempatan untuk melanjutkan tes untuk tingkat pusat yang dilaksanakan di Akmil Magelang. Sampai tahap ini saja, peristiwa ini merupakan sejarah bagi seluruh keluarga besar saya, karena memang tidak ada dari keluarga bapak ataupun dari ibu yang menjadi tentara serta status Taruna Akabri merupakan label pretisius di lingkungan masyarakat kami dan memang kita mengetahuinya dari para Taruna Angkatan Laut yang ada di Morokrembangan Surabaya. Pada dasarnya saya mengikuti ujian ini dikarenakan orang tua saya tidak mampu membiayai saya untuk kuliah dan saya ingin cepat dapat pekerjaan yang layak serta pendidikan gratis dan yang terpenting saya dapat membahagiakan orang tua dan seluruh kelurga besar saya bangga kalau saya dapat menjadi seorang Taruna. Berkat doa semua keluarga khususnya kedua orang tua, saya dinyatakan lulus dan mendapat matra Udara serta langsung melaksanakan pendidikan dasar militer di Akmil dengan pangkat Calon Pratar atau Calon Parajurit Taruna. Selama kuarang lebih empat bulan, kami dilantik menjadi Pratar, pada hari itu merupakan peristiwa besar di keluraga saya, orang tua saya hadir bersama adik saya dan bibi di acara tersebut. Hari itu saya bahagia sekali karena bisa memberi hadiah khusus bagi orang tua dan seluruh keluarga di kampung dengan mengenakan seragam upacara Taruna Biru Putih dengan pedang kecil yang saya sandang.

4. Setelah menjadi Pratar, kami matra Udara dibawa ke Akademi Angkatan Udara di Maguwo, Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan Akademi yang harus dijalani oleh semua Taruna agar dapat menjadi seorang perwira TNI AU dengan masa pendidikan selama 3 tahun. Tahun pertama di asrama kami jalani cukup berat bagi kami yang baru mengenal dunia militer dengan menjalani kehidupan bersama senior tingkat dua dan tiga yang disebut dengan Sersan Taruna dan Sersan Mayor Taruna saat itu kami sudah naik pangkat menjadi Kopral Taruna. Memasuki tahun kedua, kami naik tingkat menjadi Sersan Taruna dan para Serma Tarunanya sudah dilantik Presiden RI di Istana Merdeka Jakarta menjadi seorang Perwira dengan pangkat Letnan Dua dengan Korp Teknik. Kehidupan di asrama menjadi lebih berat lagi karena kami mempunyai junior, para Kopral Taruna tetapi syukur Alhamdulillah kami bisa menjalaninya hingga tahun ketiga dan menjadi Serma Taruna dan sebentar lagi kami dilantik juga menjadi seorang Letda. Banyak peristiwa dan pelajaran yang kami dapat selama hidup di dalam asrama dengan sistem Senior Junior yang sangat berguna bagi bekal kami untuk menjadi seorang Perwira dikemudian hari, disamping semua kesulitan ataupun tekanan yang kami alami, kebanggaan memakai seragam Taruna selama pesiar ataupun cuti menjadikan cerita tersendiri. Pada saat menjelang akhir pendidikan di Akademi, kami melaksanakan Latsitarda atau sejenis KKL di Mahasiswa umum sekitar satu bulan lamanya di daerah Palembang. Kami bergabung dengan semua matra para Taruna Akademi TNI dan Polisi serta perwakilan dari Praja STPDN. Ajang tersebut kami menjadi untuk berkumpul dengan rekan-rekan serta masyarakat setempat untuk bekerja bergotong royong membangun jalan, sekolahan dan tempat ibadah yang menjadi proyek ataupun sasaran tugas kami.

5. Pada tanggal 16 Desember 1999 saya dilantik menjadi perwira TNI AU dengan pangkat Letnan Dua di Istana Merdeka Jakarta oleh Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan panggilan Gus Dur dan ibu Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden dan Wapres RI, dikarenakan yang mengangkat Presiden sedangkan pengambilan Sumpah oleh Wapres melihat faktor kondisi kesehatan Gus Dur saat itu. Sudah tentu orang tua saya hadir di upacara tersebut serta segenap kelurga besar saya bersyukur dan bangga atas pengangkatan saya tersebut. Dan semua harapan dan cita-cita saya dan bapak ibu serta semua keluarga dikabulkan oleh Allah SWT.

Penugasan.

6. Setelah menyandang pangkat Letda, kami masih harus menjalani pendidikan Aklan atau Akademi Lanjutan serta melaksanakan KIBI atau Kursus Intensif bahasa Inggris di AAU kurang lebih 6 bulan setelah itu kami mendapat kesempatan untuk menjalani seleksi untuk menjadi calon siswa penerbang dan Alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk merasakan duduk di cokpit peawat latih Bravo selama lima jam terbang akan tetapi garis tangan saya mengatakan lain sehingga saya tidak berjodoh menjadi seorang penerbang dan saya mendapat Korp Pembekalan. Sehingga saya harus mengambil kursus kecabangan Pembekalan di Bandung setelah menyelesaikan Aklan maupun KIBI. Selama 6 bulan saya melaksankan Sarcab Kal dan pada akhirnya mendapat Surat Perintah Penugasan untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Titik Bekal ATAU DISINGKAT MENJADI Ka TB di Skadron Udara 8 Wing 4 Lanud Atang Sendjaja Bogor. Selama kurang lebih dua tahun menjalani dinas di Skadron Udara 8, saya ikut terbang sebagai Crew dengan pesawat Helikopter SA 330 Puma dalam penugasan keluar daerah antara lain Aceh, Palu, Makasar dan Irian. Banyak pengalaman yang dapat saya pelajarai dan wawasan saya tentang TNI AU maupun wilayah serta kultur budaya masyarakat setempat yang sempat saya singgahi dalam penugasan. Skep Jabtaan berikutnya adalah penempatan saya menjadi Kepala Gudang Persediaan Lanud atau Ka GPL Atang Sendjaja dengan pangkat saya Letnan Satu atau Lettu, di sini saya mendapat pelajaran berharga dalam memimpin anak buah yang bervariasi pribadinya dari yang masih bujangan maupun yang sudah mempunyai cucu di usia saya yang relatif muda untuk menghadapi problematika dinas maupun pribadi dari para anggota saya. Sekitar tiga tahun lamanya saya berdinas di GPL ATS, akhirnya saya mendapat Skep lagi menjadi Kepala Pengadaan atau Pa Ada di Wingdikum Bogor serta kenaikan pangkat saya menjadi seorang Kapten hingga saat ini. Akan tetapi saya mendapat Skep Jabatan Baru bulan Maret 2009 kemarin untuk menjalani tugas di Bekmatpus Halim, dikarenakan masih ada tugas yang belum selesai dan pejabat baru belum datang di Wingdikum sehingga saya dipertahankan sementara oleh Komandan Wingdikum. Selama penugasan saya, saya menjalani beberapa kursus antara lain KIBI Dephan , Suspa Katogisasi, dan Suspa Pengadaan serta pendidikan yang saya jalani sekarang yaitu Sekkau angkatan 86.

KELUARGA

7. Istri saya adalah teman sekelas sewaktu di SMP dan sewaktu SMA tidak satu sekolahan, akan tetapi kami masih membina silahturahim hingg berlajut sewaktu saya menjadi Taruna AAU, setelah saya dilantik menjadi Perwira dan bertugas di Skadron Udara 8 Lanud ATS, Bogor, hubungan kami diresmikan denagan acara pertunangan kami. Setelah antar keluarga sudah ada kesepakatan, pada tanggal 6 September 2002 kami menikah di sidoarjo. Selama masa perkawinan kami hingga kini, kami dianugrahi tiga orang anak, yang pertama anak perempuan bernama Nailah Shafah Kamilah berumur 5,5 tahun bersekolah TK, yang kedua seorang putra 1,5 tahun bernama Moch. Luthfan Dzakkiyan Arif dan yang terakhir seorang anak perempuan lagi berumur 6 bulan dengan nama Dzakiyah hasnah Arifah. Sejak menikah, saya menempati rumah dinas di blok F5/12 Komplek TNI AU Lanud Atang Sendjaja hingga saat ini, yang kebetulan sekali

pada waktu itu mendapat bantuan pembangunan rumah dinas dari Ibu Megawati sewaktu menjadi Presiden. Hal ini merupakan hadiah pernikahan dari Allah SWT yang wajib kami syukuri.

KEGEMARAN/HOBBY

8. Kegemaran saya sejak kecil adalah memancing terutama di sungai atau tambak ikan serta membaca buku cerita. Untuk kegiatan ini sering saya laksanakan pada waktu senggang. Sedangkan untuk olah raga, hampir semuanya saya bisa mengikutinya misalnya bulu tangkis, pingpong, volly, sepak bola ataupun footsall. Olah raga tersebut saya laksanakan bukan untuk mengejar prestasi tetapi hanya sekedar untuk menjaga kondisi agar tubuh tetap fit dan sehat serta berintegritas dengan para anggota.