Kamis, 01 Oktober 2009

My Favorite Class "SEKKAU 86"



Tugas Bikin Blog

KENAL DIRI

PENDAHULUAN

1. Nama lengkap saya Moch. Zainul Arif, lahir di Sidoarjo pada tanggal 28 Maret 1978 yang beralamat di Jln. Diponegoro 92D Sidoarjo, Jawa Timur dari Bapak Moch. Shochib asal Sidoarjo yang sekarang bekerja sebagai PNS Pemda Sidoarjo dan Ibu Wiji Astutik asal Pacitan sebagai ibu rumah tangga. Saya anak pertama dari dua bersaudara, adik saya laki-laki, sudah berkelurga, saat ini sedang bekerja sebagai karyawan salah satu pabrik farmasi di Sidoarjo.

2. Pada usia kanak-kanak banyak waktu dihabiskan sebagaimana anak seusia saya menikmati kehidupan dimasa kecilnya dengan bermain dan bergaul untuk menambah teman, untuk memberikan sikap moral yang baik bagi kehidupan anak-anaknya di masa depan tidak lupa juga kedua orang tua saya menanamkan kedisplinan dan bekal agama sesuai dengan agama yang kami anut yakni Islam, apalagi kultur budaya masyarakat sekitar lingkungan sangat memegang ajaran Islam dan menjadi basis dari dua partai Islam besar saat ini. Kondisi ekonomi kelurga kami termasuk golongan ekonomi lemah pada waktu itu, hal ini membuat saya menjadi anak yang minder dan sekaligus menjadikan motivasi buat saya untuk sekolah sungguh-sungguh dan cepat lulus sekolah untuk bisa mencari pekerjaan yang layak.

MASA SEKOLAH

3. Sebelum memasuki sekolah dasar terlebih dahulu saya sekolah taman kanak-kanak mulai nol kecil sampai nol besar pada tahun 1982 dan lulus tahun 1984 di kampung saya, setelah selesai dari TK saya melanjutkan ke sekolah dasar negeri SDN Sidokare 1 hingga kelas enam dan lulus pada tahun 1990. Salah satu moment atau prestasi yang berkesan bagi saya sewaktu di SD adalah pada saat menjadi juara cerdas cermat tingkat Kabupaten Sidoarjo. Setelah dari SD saya melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama di SMPN 2 Sidoarjo lulus pada tahun 1993, selanjutnya masuk sekolah menengah pertama SMAN 1 Sidoarjo yang merupakan SMA terfavorit sekabupaten Sidoarjo dan konon kabarnya nomor lima di Jawa Timur. Sejak di SD hingga SMA, saya selalu mendapat keringanan pembayaran SPP karena memang kondisi keluarga saya yang terbatas. Saya lulus dari SMA pada tahun 1996. Sebelum melaksanakan Ebtanas dan ujian akhir SMA, saya bersama teman-teman yang berminat mendaftar mengikuti test menjadi taruna Akabri, alhamdulillah setelah pengumuman kelulusan SMA dan kami dinyatakan lolos seleksi tahap Panda Surabaya, saya berdua belas dengan teman satu SMA mendapat kesempatan untuk melanjutkan tes untuk tingkat pusat yang dilaksanakan di Akmil Magelang. Sampai tahap ini saja, peristiwa ini merupakan sejarah bagi seluruh keluarga besar saya, karena memang tidak ada dari keluarga bapak ataupun dari ibu yang menjadi tentara serta status Taruna Akabri merupakan label pretisius di lingkungan masyarakat kami dan memang kita mengetahuinya dari para Taruna Angkatan Laut yang ada di Morokrembangan Surabaya. Pada dasarnya saya mengikuti ujian ini dikarenakan orang tua saya tidak mampu membiayai saya untuk kuliah dan saya ingin cepat dapat pekerjaan yang layak serta pendidikan gratis dan yang terpenting saya dapat membahagiakan orang tua dan seluruh kelurga besar saya bangga kalau saya dapat menjadi seorang Taruna. Berkat doa semua keluarga khususnya kedua orang tua, saya dinyatakan lulus dan mendapat matra Udara serta langsung melaksanakan pendidikan dasar militer di Akmil dengan pangkat Calon Pratar atau Calon Parajurit Taruna. Selama kuarang lebih empat bulan, kami dilantik menjadi Pratar, pada hari itu merupakan peristiwa besar di keluraga saya, orang tua saya hadir bersama adik saya dan bibi di acara tersebut. Hari itu saya bahagia sekali karena bisa memberi hadiah khusus bagi orang tua dan seluruh keluarga di kampung dengan mengenakan seragam upacara Taruna Biru Putih dengan pedang kecil yang saya sandang.

4. Setelah menjadi Pratar, kami matra Udara dibawa ke Akademi Angkatan Udara di Maguwo, Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan Akademi yang harus dijalani oleh semua Taruna agar dapat menjadi seorang perwira TNI AU dengan masa pendidikan selama 3 tahun. Tahun pertama di asrama kami jalani cukup berat bagi kami yang baru mengenal dunia militer dengan menjalani kehidupan bersama senior tingkat dua dan tiga yang disebut dengan Sersan Taruna dan Sersan Mayor Taruna saat itu kami sudah naik pangkat menjadi Kopral Taruna. Memasuki tahun kedua, kami naik tingkat menjadi Sersan Taruna dan para Serma Tarunanya sudah dilantik Presiden RI di Istana Merdeka Jakarta menjadi seorang Perwira dengan pangkat Letnan Dua dengan Korp Teknik. Kehidupan di asrama menjadi lebih berat lagi karena kami mempunyai junior, para Kopral Taruna tetapi syukur Alhamdulillah kami bisa menjalaninya hingga tahun ketiga dan menjadi Serma Taruna dan sebentar lagi kami dilantik juga menjadi seorang Letda. Banyak peristiwa dan pelajaran yang kami dapat selama hidup di dalam asrama dengan sistem Senior Junior yang sangat berguna bagi bekal kami untuk menjadi seorang Perwira dikemudian hari, disamping semua kesulitan ataupun tekanan yang kami alami, kebanggaan memakai seragam Taruna selama pesiar ataupun cuti menjadikan cerita tersendiri. Pada saat menjelang akhir pendidikan di Akademi, kami melaksanakan Latsitarda atau sejenis KKL di Mahasiswa umum sekitar satu bulan lamanya di daerah Palembang. Kami bergabung dengan semua matra para Taruna Akademi TNI dan Polisi serta perwakilan dari Praja STPDN. Ajang tersebut kami menjadi untuk berkumpul dengan rekan-rekan serta masyarakat setempat untuk bekerja bergotong royong membangun jalan, sekolahan dan tempat ibadah yang menjadi proyek ataupun sasaran tugas kami.

5. Pada tanggal 16 Desember 1999 saya dilantik menjadi perwira TNI AU dengan pangkat Letnan Dua di Istana Merdeka Jakarta oleh Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan panggilan Gus Dur dan ibu Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden dan Wapres RI, dikarenakan yang mengangkat Presiden sedangkan pengambilan Sumpah oleh Wapres melihat faktor kondisi kesehatan Gus Dur saat itu. Sudah tentu orang tua saya hadir di upacara tersebut serta segenap kelurga besar saya bersyukur dan bangga atas pengangkatan saya tersebut. Dan semua harapan dan cita-cita saya dan bapak ibu serta semua keluarga dikabulkan oleh Allah SWT.

Penugasan.

6. Setelah menyandang pangkat Letda, kami masih harus menjalani pendidikan Aklan atau Akademi Lanjutan serta melaksanakan KIBI atau Kursus Intensif bahasa Inggris di AAU kurang lebih 6 bulan setelah itu kami mendapat kesempatan untuk menjalani seleksi untuk menjadi calon siswa penerbang dan Alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk merasakan duduk di cokpit peawat latih Bravo selama lima jam terbang akan tetapi garis tangan saya mengatakan lain sehingga saya tidak berjodoh menjadi seorang penerbang dan saya mendapat Korp Pembekalan. Sehingga saya harus mengambil kursus kecabangan Pembekalan di Bandung setelah menyelesaikan Aklan maupun KIBI. Selama 6 bulan saya melaksankan Sarcab Kal dan pada akhirnya mendapat Surat Perintah Penugasan untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Titik Bekal ATAU DISINGKAT MENJADI Ka TB di Skadron Udara 8 Wing 4 Lanud Atang Sendjaja Bogor. Selama kurang lebih dua tahun menjalani dinas di Skadron Udara 8, saya ikut terbang sebagai Crew dengan pesawat Helikopter SA 330 Puma dalam penugasan keluar daerah antara lain Aceh, Palu, Makasar dan Irian. Banyak pengalaman yang dapat saya pelajarai dan wawasan saya tentang TNI AU maupun wilayah serta kultur budaya masyarakat setempat yang sempat saya singgahi dalam penugasan. Skep Jabtaan berikutnya adalah penempatan saya menjadi Kepala Gudang Persediaan Lanud atau Ka GPL Atang Sendjaja dengan pangkat saya Letnan Satu atau Lettu, di sini saya mendapat pelajaran berharga dalam memimpin anak buah yang bervariasi pribadinya dari yang masih bujangan maupun yang sudah mempunyai cucu di usia saya yang relatif muda untuk menghadapi problematika dinas maupun pribadi dari para anggota saya. Sekitar tiga tahun lamanya saya berdinas di GPL ATS, akhirnya saya mendapat Skep lagi menjadi Kepala Pengadaan atau Pa Ada di Wingdikum Bogor serta kenaikan pangkat saya menjadi seorang Kapten hingga saat ini. Akan tetapi saya mendapat Skep Jabatan Baru bulan Maret 2009 kemarin untuk menjalani tugas di Bekmatpus Halim, dikarenakan masih ada tugas yang belum selesai dan pejabat baru belum datang di Wingdikum sehingga saya dipertahankan sementara oleh Komandan Wingdikum. Selama penugasan saya, saya menjalani beberapa kursus antara lain KIBI Dephan , Suspa Katogisasi, dan Suspa Pengadaan serta pendidikan yang saya jalani sekarang yaitu Sekkau angkatan 86.

KELUARGA

7. Istri saya adalah teman sekelas sewaktu di SMP dan sewaktu SMA tidak satu sekolahan, akan tetapi kami masih membina silahturahim hingg berlajut sewaktu saya menjadi Taruna AAU, setelah saya dilantik menjadi Perwira dan bertugas di Skadron Udara 8 Lanud ATS, Bogor, hubungan kami diresmikan denagan acara pertunangan kami. Setelah antar keluarga sudah ada kesepakatan, pada tanggal 6 September 2002 kami menikah di sidoarjo. Selama masa perkawinan kami hingga kini, kami dianugrahi tiga orang anak, yang pertama anak perempuan bernama Nailah Shafah Kamilah berumur 5,5 tahun bersekolah TK, yang kedua seorang putra 1,5 tahun bernama Moch. Luthfan Dzakkiyan Arif dan yang terakhir seorang anak perempuan lagi berumur 6 bulan dengan nama Dzakiyah hasnah Arifah. Sejak menikah, saya menempati rumah dinas di blok F5/12 Komplek TNI AU Lanud Atang Sendjaja hingga saat ini, yang kebetulan sekali

pada waktu itu mendapat bantuan pembangunan rumah dinas dari Ibu Megawati sewaktu menjadi Presiden. Hal ini merupakan hadiah pernikahan dari Allah SWT yang wajib kami syukuri.

KEGEMARAN/HOBBY

8. Kegemaran saya sejak kecil adalah memancing terutama di sungai atau tambak ikan serta membaca buku cerita. Untuk kegiatan ini sering saya laksanakan pada waktu senggang. Sedangkan untuk olah raga, hampir semuanya saya bisa mengikutinya misalnya bulu tangkis, pingpong, volly, sepak bola ataupun footsall. Olah raga tersebut saya laksanakan bukan untuk mengejar prestasi tetapi hanya sekedar untuk menjaga kondisi agar tubuh tetap fit dan sehat serta berintegritas dengan para anggota.